Jawaban pertanyaan ini diberikan Melinda Wanner dari Scienceline yang merupakan hasil dari program sains, kesehatan dan lingkungan New York University . Bagi banyak wanita, hubungan kelamin dan dengkuran merupakan salah satu fakta-fakta yang mengganggu kehidupan, tak peduli ketika gairah terjadi, laki-laki selalu tertidur segera setelah melakukan seks.
Penulis “Men, Love and Sex: The Complete User Guide For Women,” Dave Zinczenko mejelaskan fenomena tersebut pada penulis Huffington Post Arianna Huffington dengan perumpamaan, “Pria tertidur karena wanita tak berubah menjadi pizza”.
Meski wanita kadang merasa mengantuk setelah berhubungan seks, fenomena ini jauh lebih sering muncul pada pria. Apa yang membuat mereka seperti itu?
Pertama, alasan yang jelas untuk kantuk setelah seks, hal ini sering terjadi pada malam hari di tempat tidur. Apalagi fisik mengalami kelelahan yang lebih sering dialami pria dibanding wanita. Jadi ketika hubungan intim selesai, sangatlah wajar bagi seorang pria untuk merasa mengantuk.
Kedua, riset ini menggunakan pindai tomography emisi positron (PET) dan menunjukkan saat seseorang mencapai orgasme, berarti melepaskan ‘semua ketakutan dan kecemasan’.
Hal ini cenderung membuat pria santai dan memiliki kecenderungan untuk tidur. Selain itu, terdapat biokimia dari orgasme itu sendiri. Penelitian menunjukkan, saat ejakulasi pria melepaskan koktail bahan kimia otak, termasuk norepinefrin, serotonin, oksitosin, vasopresin, oksida nitrat (NO) dan hormon prolaktin.
Pelepasan prolaktin terkait rasa kepuasan seksual dan juga menentukan waktu pemulihan pria untuk bisa melakukan ‘permainan’ selanjutnya. Studi juga menunjukkan bahwa pria yang tak memiliki banyak prolaktin memiliki waktu pemulihan lebih cepat.
Tingkat prolaktin secara alami menjadi tinggi saat tidur dan hewan yang disuntik kimia ini akan menjadi lelah dengan segera. Hal ini menunjukkan adanya hubungan kuat antara prolaktin dan tidur. Kemungkinan pelepasan hormon ini selama orgasme menyebabkan orang merasa mengantuk.
Oksitosin dan vasopressin, dua bahan kimia lain yang dilepaskan selama orgasme, juga terkait dengan tidur. Pelepasan kimia ini disertai melatonin, hormon utama yang mengatur jam tubuh manusia.
Oksitosin juga diduga mengurangi tingkat stres yang dapat menyebabkan relaksasi dan kantuk. Bagaimana dengan alasan evolusi kantuk pasca seks? Hal ini lebih sulit dijelaskan. Berbicara secara evolusioner, tujuan utama manusia adalah memproduksi sebanyak mungkin keturunan.
Mungkin karena pria tak bisa langsung lari dengan wanita lain, pengisian energi melalui tidur akan menjadi masa pemulihan terbaik. Meski ada informasi bertentangan mengenai apakah wanita merasa mengantuk setelah berhubungan seks, wanita sering jatuh tertidur dengan pasangannya.
Hal tersebut merupakan kabar baik bagi pria. Artinya, wanita itu tak sedang mencari pasangan lain. Ketika pria terbangun dan wanita masih disampingnya, pria siap memulai ‘babak selanjutnya’.
Ada juga kemungkinan, mengantuk hanyalah ‘efek samping’ terkait alasan yang lebih evolusioner bagi pelepasan oksitosin dan vasopressin. Selain dikaitkan dengan tidur, kedua bahan kimia tersebut erat dalam ‘ikatan pasangan.’
Pelepasan bahan kimia otak ini selama orgasme mempertinggi perasaan ikatan dan kepercayaan antara partner seksual. Hubungan ini menguntungkan dan memberi pasangan bayi, seperti membesarkan anak bersama. Intinya, terdapat banyak potensi biokimia dan alasan evolusi untuk mengantuk setelah seks.
0 komentar:
Posting Komentar