Tetapi penelitian terbaru - termasuk temuan bahwa penis yang menerima bahan-bahan aktif ganja - menunjukkan pria muda bisa jadi akan berpikir ulang tentang efek jangka panjang mengganja sebelum melakukannya, kata Shamloul kepada LiveScience.
"Ini adalah pesan yang kuat kepada generasi muda kita dan laki-laki muda," kata Shamloul. Shamloul melaporkan temuannya dalam Journal of Sexual Medicine, edisi online, 26 Januari
Seks dan obat-obatan
Pertama kali para ilmuwan mulai belajar kaitan ganja dan seks pada 1970-an. Beberapa peneliti menemukan bahwa ganja tampaknya memiliki efek sebagai obat saat berhubungan seks. Sementara dalam satu studi yang diterbitkan dalam Journal of Psychoactive Drugs (1982) disebutkan 75% dari pria pengisap ganja mengatakan ganja bisa meningkatkan kehidupan seks mereka.
Sedangkan studi lain yang diterbitkan dalam jurnal yang sama pada tahun yang sama menemukan bahwa disfungsi ereksi dua kali lebih umum pada pengguna ganja. Penelitian lain menunjukkan tentang efek dosis penggunaan ganja, yakni penggunaan sejumlah kecil ganja berdampak kecil terhadap disfungsi seksual, namun lebih banyak ganja bisa membuat ereksi lebih sulit.
Namun masalah utama penelitian itu, kata Shamloul, karena tidak ada penelitian yang digunakan untuk memvalidasi teknik pengukuran saat menyurvei orang tentang fungsi seksual mereka. Sejumlah pertanyaan berbeda yang diajukan bisa memperoleh tanggapan 'miring'. Sebanyak 39% laki-laki dalam studi 1982 itu mengatakan ganja memperpanjang durasi seks, serta hanya mungkin mengalami efek ganja itu untuk mengubah soal persepsi waktu.
Yang paling menjadi perhatian Shamloul adalah sebuah hasil penelitian yang diterbitkan pada 2010 dalam jurnal European Urology. Dalam penelitian itu, peneliti menemukan reseptor tetrahydrocannabinol (THC, bahan aktif dalam ganja) dalam jaringan penis dari lima pasien laki-laki dan resus enam monyet.
"Reseptor itu terutama di otot polos penis," kata Shamloul. Studi laboratorium tambahan menunjukkan THC memiliki efek penghambatan pada otot. "Ini adalah efek lebih serius pada fungsi ereksi karena otot polos membentuk 70% menjadi 80% dari penis itu," kata Shamloul.
Pria dan ganja
"Penggunaan ganja tersebar luas, terutama di kalangan pria yang berada di puncak kehidupan seksual mereka," kata Shamloul. United Nations Office on Drugs and Crime melaporkan bahwa 162 juta orang di seluruh dunia mengisap ganja setiap tahunnya. Lebih dari 22 juta orang menggunakannya sehari-hari. "Inilah yang membuat pemahaman efek jangka panjang menjadi penting," kata Shamloul.
"Orang cenderung berfokus pada kemungkinan terbaik ganja daripada sisi buruknya," kata Sharon Johnson, seorang profesor pekerjaan sosial di University of Missouri, St Louis, yang telah mempelajari penggunaan ganja dan kesehatan seksual di masa lalu.
Dalam studinya yang diterbitkan dalam jurnal Archives of Sexual Behavior (2004), Johnson menemukan fakta pengguna ganja memiliki risiko sedikit lebih tinggi terhambat orgasme dan nyeri saat berhubungan seks. Johnsom tidak terlibat dalam studi terbaru yang dilakukan oleh Shamloul.
Sedangkan penelitian tentang kesehatan seksual dan penggunaan ganja pada wanita bahkan kurang umum daripada penelitian terhadap pria, kata Shamloul.
"Kita benar-benar kehilangan studi klinis," kata Shamloul. "Kami terjebak dengan studi hewan saja dan studi molekuler. Beberapa studi klinis dilakukan pada tahun 1960-an dan 1970-an, sebagian besar dalam jumlah yang sangat kecil pada laki-laki. Kita perlu merancang dengan baik, studi plasebo-kontrol untuk meneliti efek penggunaan ganja untuk jangka pendek dan jangka panjang."
1 komentar:
thank gay infonya!
Nice blog...
Posting Komentar