Danau Laut Tawar, Takengon |
Kedatangan kaum kolonial Belanda sekitar tahun 1904 ke Nordkus Atjeh (sebutan untuk kabubaten Aceh Tengah pada masa kolonial Belanda yang meliputi Takengon, Bener Meriah, Gayo Lues dan Kutacane) tidak terlepas dari potensi perkebunan di dataran tanah Gayo yang sangat cocok untuk budidaya kopi Arabika, tembakau dan damar. Pada masa itu wilayah Aceh Tengah dijadikan Onder Afdeeling Nordkus Atjeh dengan Sigli sebagai ibukotanya. Dalam masa kolonial Belanda tersebut di kota Takengon didirikan sebuah perusahaan pengolahan kopi dan damar. Sejak saat itu pula kota Takengon mulai berkembang menjadi sebuah pusat pemasaran hasil bumi dataran tinggi Gayo, khususnya sayuran dan kopi.
Sebutan Onder Afdeeling Takengon di era kolonial Belanda, berubah menjadi Gun pada masa pendudukan Jepang (1942-1945). Gun dipimpin oleh Gunco. Setelah kemerdekaan RI diproklamirkan pada 17 Agustus 1945, sebutan tersebut berganti menjadi wilayah yang kemudian berubah lagi menjadi kabupaten.
Gayo Lues |
Bandara Lueser Antara Kutacane |
Sumber: www.acehtengahkab.go.id
Photo : Anonym Google
Photo : Anonym Google
0 komentar:
Posting Komentar