Pria bersuara berat dan wanita yang nada suaranya tinggi bisa memicu masalah dalam perkawinan. Mengapa? Konon para pria dan wanita dalam kelompok tersebut punya kecenderungan untuk berselingkuh. Memang tidak semudah itu mencirikan seseorang punya kesetiaan pada pasangannya atau tidak. Namun menurut studi yang dimuat jurnal Evolutionary Psychology sebenarnya nenek moyang kita juga menggunakan intonasi suara untuk memilih pasangannya.
Pria yang suaranya dalam dan berat konon lebih menarik di mata lawan jenisnya. Karena itu mereka punya pasangan seksual lebih banyak dan punya banyak anak tentunya. Hal yang sama berlaku untuk kaum wanita yang nada suaranya lebih tinggi.
David Feinbergh, ahli psikologi, neuroscience dan perilaku, yang melakukan penelitian pada sebuah suku pemburu di Tanzania juga menemukan pola yang sama pada anggota suku tersebut. "Mereka tidak mengenal alat kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan. Kami menemukan pria yang bersuara rendah memiliki banyak anak," katanya.
Ia menambahkan, nenek moyang kita "mewariskan" hal tersebut tentu bukan tanpa alasan. "Kalau tidak ada manfaatnya tentu kemampuan tersebut akan hilang dalam perjalanan evolusi," ujarnya.
Feinbergh lalu melakukan penelitian mengenai persepsi suara kepada 54 pria dan 61 yang baru lulus dari bangku kuliah. Mereka diminta mendengarkan dua rekaman suara pria dan wanita yang nada suaranya secara digital dinaikkan dan diturunkan. Kemudian mereka diminta menilai jenis suara mana yang lebih menarik.
Ternyata, pria yang punya nada suara rendah lebih dipilih oleh wanita sebagai pria yang menarik dan dinilai cenderung untuk selingkuh. Sementara itu para pria menilai wanita dengan nada suara tinggi sebagai pribadi yang lihai dan cenderung tidak setia pada pasangannya. "Jika seseorang lebih menarik, tentu mereka lebih mudah terlibat dalam hubungan," kata David Feinberg, ahli psikologi, neuroscience dan behavior.
0 komentar:
Posting Komentar