Meskipun kami sudah tinggal selama 7 tahun di Hawaii, tetapi belum menyempatkan diri untuk "explore" Pulau Lanai, sampai pada akhirnya kami putuskan untuk berlibur selama beberapa hari di pulau ini beberapa bulan yang lalu.
Lanai adalah salah satu pulau kecil di Kepulauan Hawaii yang dapat ditempuh dengan pesawat terbang kira-kira 30 menit dari Honolulu atau Kahului (Maui). Panjang pulau ini hanya 18 miles (27 km) sedangkan lebarnya kira-kira 13 miles (21 km) dengan elevation yang bervariasi dari sea level sampai 3.400 ft (1.036 m).
Walaupun kecil, Lanai memiliki hutan belukar yang indah dan "untouched" yang terbentang luas dan dikelilingi oleh pantai pasir putih yang tersembunyi (secluded). Jauh dari keramaian/kebisingan kota, tidak ada satupun stoplight, sunyi dan peaceful. Di samping Golf, Lanai juga menawarkan "exciting adventures" baik darat maupun laut.
Saya dengar bahwa Lanai dulunya disebut sebagai Pulau Nanas (Pineapple Island). Karena hampir selama 70 tahun Lanai adalah perkebunan Nanas terbesar di dunia mencapai 18,000 acres yang dimiliki dan dioperasikan oleh Dole Food Co. Pada tahun 1986 Pineapple Industry mengalami penurunan dan akhirnya ditutup dan berubah menjadi obyek pariwisata. Beberapa tahun setelah itu dibangun 2 buah Resorts yang dilengkapi dengan Golf Courses.
Kami tiba di Lanai City Airport kira-kira pukul 10.00 pagi, setelah mengambil bagasi, kami berjalan menuju Car Rental Co. Ada beberapa wisatawan lainnya yang sudah antri di depan kami. Untuk mengeksplor pulau ini dibutuhkan kendaraan 4 WD, karena selain hanya sepertiga jalan disini yang beraspal, selebihnya "dirt road" yang mendaki dan menurun.
Tak lama kemudian kami sudah berada di sebuah Jeep dan meluncur menuju "Munro Trail" yang letaknya tak jauh dari Lanai City, yang panjangnya 11 km dengan pemandangan yang indah diantara pohon2 Pinus yang majestic serta hawa yang sejuk yang kami rasakan ketika mendaki di ketinggian lebih dari1.500ft diatas permukaan laut (d.p.l.).
Sepanjang jalan ini kami menikmati pemandangan indah Pulau Maui dikejauhan sana. Trail ini membawa kami ke puncak gunung Lanaihale di ketinggian 3.368 ft d.p.l. sehingga dapat terlihat pemandangan 5 neighboring Islands yaitu Maui, Molokai, Kahoolawe, Oahu dan Big Island.
Untungnya pada saat itu tidak turun hujan sama sekali sehingga keadaan jalan tidak licin dan lebih mudah dilalui, tetapi tetap berhati-hati, karena keadaan jalan dibeberapa tempat disini dapat menjerumuskan. Perjalanan ke Munro Trail ini memakan waktu kurang lebih 3 jam p.p.
Pemandangan alam yang terlihat ketika kami menuju "Shipwreck Beach" sangat menawan dengan background Pulau Molokai. Shipwreck Beach, pantai pasir putih yang terbentang sekitar 12 km, adalah tempat yang menggiurkan untuk berjalan-jalan disepanjang pantai, sunbathing, piknik, tetapi berenang tidak dianjurkan disini.
Hulopoe Beach Park adalah tempat yang menarik untuk Water Adventure seperti berenang, menyelam, snorkeling, Spinner Dolphin watch. Sedangkan untuk Land Adventure, P. Lanai yang sepi, jauh dari keramaian lalu lintas cocok untuk mountain biking, hiking, horseback riding bahkan target shooting.
Disamping itu kami juga berhenti di Manele Bay, Manele Harbour dan beberapa tempat untuk menikmati pemandangan alam yang spektakuler. Keesokan harinya setelah sarapan kami menuju ke Keahikawelo yang juga dikenal dengan nama "Garden of the Gods" yang letaknya kira2 11 km sebelah utara Lanai City. Hampir disepanjang jalan menuju tempat ini ditumbuhi tanaman "Lantana" yang tingginya kira2 1 m, bunganya cluster dan beraneka warna, kuning, merah jambu, putih, oranye yang melambai-lambai tertiup angin.
Garden ini tidak seperti garden biasa, melainkan terdiri dari batu2. Batu2 yang aneh bentuk dan ukurannya bermacam-macam yang tak terhitung jumlahnya, secara misterius berserakan di area yang bertanah merah ,di tempat yang sepi ini se-akan2 menciptakan perasaan mystic.
Ada juga beberapa tempat di "Garden of the Gods" ini yang tidak berbatu, tetapi hanya sebidang tanah yang luas yang berwarna merah menyala yang telah (weathered), berubah warna dan bentuk yang disebabkan oleh keadaan cuaca seperti hujan, angin, matahari, dll. Selama bertahun-tahun, tempat yang 'desolate' ini ( tidak ada pohon, hewan dll.) ,kelihatan indah dipandang mata, kontras dengan warna laut dan langit yang biru serta 'distant islands' di horizon. Kemudian kami meneruskan perjalanan yang menurun dan mendaki serta berbatu-batu sampai menemui sebuah pantai yang tersembunyi, pantai pasir putih yang indah.
Saat itu suhu udara kira2 80 deg F dengan trade wind yang bertiup kira-kira 8-10 mi/jam, matahari bersinar cerah, cocok sekali untuk "sunbathing". Dengan mengenakan swimwear dan dialasi 2 buah handuk besar, kami berbaring diatas pasir yang lembut dan hangat sambil sekali2 memandang kearah laut yang biru serta menikmati suara deburan ombak yang memecah kesunyian. Agak jauh dari tempat ini ada sepasang wisatawan yang juga berjemur sambil membaca buku.
Pantai ini bersih, sepi dan romantis, aman dan tidak ada yang mengganggu. Sinar matahari yang hangat dan pijatan halus ketika sang suami membubuhkan sunscreen di tubuh terasa relax dan nikmat. Setelah puas berjemur, kami piknik menikmati chicken sandwich yang bisa mengganjal perut yang mulai lapar.
Lewat tengah hari kami sudah kembali ke hotel dan berkesempatan jalan-jalan di sekitar taman yang ditanami pohon2 yang hijau serta bunga2 yang cantik, ada waterfall, danau yang ditata rapi... sangat menyejukan mata.
Menjelang senja kami pergi ke pantai sambil berjalan-jalan menunggu dan menyaksikan Sunset. Kami hiking di hutan pinus yang lebat yang berada di belakang Resort tempat kami menginap sebelum meninggalkan pulau ini. Pagi itu udaranya sejuk dan bersih, kami berjalan menyusuri jalan setapak sambil menikmati keindahan alam disana, diiringi kicauan burung yang hampir tak pernah berhenti.
Lanai juga diminati oleh wisatawan bulan madu (honeymooners), karena sunyi dan udaranya agak dingin. Tiga hari cukup bagi kami untuk mengeksplor pulau kecil yang romantis ini. Kami terkesan dengan keindahan alamnya, termasuk pantai, gunung-gunung dan hutannya,dll., serta suasana yang peaceful.
If you are looking for nightlife entertainment and bright light excitement, then Lanai is probably not the place for you. However, if you enjoy tranquility, beautiful scenery, uncrowded beaches, majestic forrests and wide open spaces, then Lanai is definitely the place for you to consider.
Terimakasih Zev dan kokiers yang telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat. sumber: Lei - kompas Community
Lanai adalah salah satu pulau kecil di Kepulauan Hawaii yang dapat ditempuh dengan pesawat terbang kira-kira 30 menit dari Honolulu atau Kahului (Maui). Panjang pulau ini hanya 18 miles (27 km) sedangkan lebarnya kira-kira 13 miles (21 km) dengan elevation yang bervariasi dari sea level sampai 3.400 ft (1.036 m).
Walaupun kecil, Lanai memiliki hutan belukar yang indah dan "untouched" yang terbentang luas dan dikelilingi oleh pantai pasir putih yang tersembunyi (secluded). Jauh dari keramaian/kebisingan kota, tidak ada satupun stoplight, sunyi dan peaceful. Di samping Golf, Lanai juga menawarkan "exciting adventures" baik darat maupun laut.
Saya dengar bahwa Lanai dulunya disebut sebagai Pulau Nanas (Pineapple Island). Karena hampir selama 70 tahun Lanai adalah perkebunan Nanas terbesar di dunia mencapai 18,000 acres yang dimiliki dan dioperasikan oleh Dole Food Co. Pada tahun 1986 Pineapple Industry mengalami penurunan dan akhirnya ditutup dan berubah menjadi obyek pariwisata. Beberapa tahun setelah itu dibangun 2 buah Resorts yang dilengkapi dengan Golf Courses.
Kami tiba di Lanai City Airport kira-kira pukul 10.00 pagi, setelah mengambil bagasi, kami berjalan menuju Car Rental Co. Ada beberapa wisatawan lainnya yang sudah antri di depan kami. Untuk mengeksplor pulau ini dibutuhkan kendaraan 4 WD, karena selain hanya sepertiga jalan disini yang beraspal, selebihnya "dirt road" yang mendaki dan menurun.
Tak lama kemudian kami sudah berada di sebuah Jeep dan meluncur menuju "Munro Trail" yang letaknya tak jauh dari Lanai City, yang panjangnya 11 km dengan pemandangan yang indah diantara pohon2 Pinus yang majestic serta hawa yang sejuk yang kami rasakan ketika mendaki di ketinggian lebih dari1.500ft diatas permukaan laut (d.p.l.).
Sepanjang jalan ini kami menikmati pemandangan indah Pulau Maui dikejauhan sana. Trail ini membawa kami ke puncak gunung Lanaihale di ketinggian 3.368 ft d.p.l. sehingga dapat terlihat pemandangan 5 neighboring Islands yaitu Maui, Molokai, Kahoolawe, Oahu dan Big Island.
Untungnya pada saat itu tidak turun hujan sama sekali sehingga keadaan jalan tidak licin dan lebih mudah dilalui, tetapi tetap berhati-hati, karena keadaan jalan dibeberapa tempat disini dapat menjerumuskan. Perjalanan ke Munro Trail ini memakan waktu kurang lebih 3 jam p.p.
Pemandangan alam yang terlihat ketika kami menuju "Shipwreck Beach" sangat menawan dengan background Pulau Molokai. Shipwreck Beach, pantai pasir putih yang terbentang sekitar 12 km, adalah tempat yang menggiurkan untuk berjalan-jalan disepanjang pantai, sunbathing, piknik, tetapi berenang tidak dianjurkan disini.
Hulopoe Beach Park adalah tempat yang menarik untuk Water Adventure seperti berenang, menyelam, snorkeling, Spinner Dolphin watch. Sedangkan untuk Land Adventure, P. Lanai yang sepi, jauh dari keramaian lalu lintas cocok untuk mountain biking, hiking, horseback riding bahkan target shooting.
Disamping itu kami juga berhenti di Manele Bay, Manele Harbour dan beberapa tempat untuk menikmati pemandangan alam yang spektakuler. Keesokan harinya setelah sarapan kami menuju ke Keahikawelo yang juga dikenal dengan nama "Garden of the Gods" yang letaknya kira2 11 km sebelah utara Lanai City. Hampir disepanjang jalan menuju tempat ini ditumbuhi tanaman "Lantana" yang tingginya kira2 1 m, bunganya cluster dan beraneka warna, kuning, merah jambu, putih, oranye yang melambai-lambai tertiup angin.
Garden ini tidak seperti garden biasa, melainkan terdiri dari batu2. Batu2 yang aneh bentuk dan ukurannya bermacam-macam yang tak terhitung jumlahnya, secara misterius berserakan di area yang bertanah merah ,di tempat yang sepi ini se-akan2 menciptakan perasaan mystic.
Ada juga beberapa tempat di "Garden of the Gods" ini yang tidak berbatu, tetapi hanya sebidang tanah yang luas yang berwarna merah menyala yang telah (weathered), berubah warna dan bentuk yang disebabkan oleh keadaan cuaca seperti hujan, angin, matahari, dll. Selama bertahun-tahun, tempat yang 'desolate' ini ( tidak ada pohon, hewan dll.) ,kelihatan indah dipandang mata, kontras dengan warna laut dan langit yang biru serta 'distant islands' di horizon. Kemudian kami meneruskan perjalanan yang menurun dan mendaki serta berbatu-batu sampai menemui sebuah pantai yang tersembunyi, pantai pasir putih yang indah.
Saat itu suhu udara kira2 80 deg F dengan trade wind yang bertiup kira-kira 8-10 mi/jam, matahari bersinar cerah, cocok sekali untuk "sunbathing". Dengan mengenakan swimwear dan dialasi 2 buah handuk besar, kami berbaring diatas pasir yang lembut dan hangat sambil sekali2 memandang kearah laut yang biru serta menikmati suara deburan ombak yang memecah kesunyian. Agak jauh dari tempat ini ada sepasang wisatawan yang juga berjemur sambil membaca buku.
Pantai ini bersih, sepi dan romantis, aman dan tidak ada yang mengganggu. Sinar matahari yang hangat dan pijatan halus ketika sang suami membubuhkan sunscreen di tubuh terasa relax dan nikmat. Setelah puas berjemur, kami piknik menikmati chicken sandwich yang bisa mengganjal perut yang mulai lapar.
Lewat tengah hari kami sudah kembali ke hotel dan berkesempatan jalan-jalan di sekitar taman yang ditanami pohon2 yang hijau serta bunga2 yang cantik, ada waterfall, danau yang ditata rapi... sangat menyejukan mata.
Menjelang senja kami pergi ke pantai sambil berjalan-jalan menunggu dan menyaksikan Sunset. Kami hiking di hutan pinus yang lebat yang berada di belakang Resort tempat kami menginap sebelum meninggalkan pulau ini. Pagi itu udaranya sejuk dan bersih, kami berjalan menyusuri jalan setapak sambil menikmati keindahan alam disana, diiringi kicauan burung yang hampir tak pernah berhenti.
Lanai juga diminati oleh wisatawan bulan madu (honeymooners), karena sunyi dan udaranya agak dingin. Tiga hari cukup bagi kami untuk mengeksplor pulau kecil yang romantis ini. Kami terkesan dengan keindahan alamnya, termasuk pantai, gunung-gunung dan hutannya,dll., serta suasana yang peaceful.
If you are looking for nightlife entertainment and bright light excitement, then Lanai is probably not the place for you. However, if you enjoy tranquility, beautiful scenery, uncrowded beaches, majestic forrests and wide open spaces, then Lanai is definitely the place for you to consider.
Terimakasih Zev dan kokiers yang telah membaca tulisan ini, semoga bermanfaat. sumber: Lei - kompas Community
0 komentar:
Posting Komentar