Pulau Sarinah bagi warga Desa Tlocor, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia bukanlah pulau impian. Pulau ini terbentuk akibat pengeboran minyak oleh Lapindo yang gagal. Beberapa tahun yang lalu, tempat ini merupakan pemukiman padat penduduk. Nama Pulau Sarinah tidak asing lagi, karena pulau seluas 80 hektar itu berada di Muara Sungai Porong yang bisa ditempuh setengah jam dari sidoarjo.
Pulau Sarinah kini dikunjungi wisatawan lokal karena lokasinya cukup nyaman untuk hobi mancing. Pulau Sarinah merupakan pulau baru hasil dari sedimentasi lumpur yang keluar dari lumpur Lapindo, di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong. Hampir lima tahun lumpur itu dibuang ke Sungai Porong sejak terjadi bencana Lumpur tersebut, kini menghasilkan hamparan pulau di pesisir timur Sidoarjo.
Pada pagi hari Anda bisa melihat pemandangan matahari terbit. Jadi tidak usah jauh-jauh ke Bali kalau hanya ingin melihat matahari terbit. Pemandangan disekitarnya sangat bagus pada pagi hari, ketika matahari mulai terbit. Yang membedakan dengan pantai Kuta dan Sanur hanyalah pasirnya saja. Pulau Sarinah hanyalah hamparan lumpur berwarna pekat yang dibentuk seperti pulau. Di tepi dipasang karung pasir agar lumpur dari muara yang disedot tidak kembali lagi ke sungai.
Pulau Sarinah merupakan sebutan yang biasa digunakan nelayan dan warga Tlocor. Sehingga, pulau yang berasal dari sedimentasi lumpur tersebut kini mulai dikenal dengan nama Pulau Sarinah. Untuk memudahkan perahu merapat, di pulau itu juga didirikan dermaga.
Selama ini, Pulau Sarinah lebih sering digunakan pusat penelitian beberapa universitas dan aktivis lingkungan dengan menanam mangrove di kawasan itu. tapi kini, Pulau Sarinah sudah mulai dikenal dan menjadi tujuan wisatawan.
Untuk bisa sampai ke pulau itu tidaklah sulit. Meski jaraknya cukup jauh dari Sidoarjo, namun jalan masuk menuju ke pulau itu sudah bagus. Setelah melewati jembatan Porong, wisatawan langsung belok kiri ke arah timur sekitar 15 kilometer sudah sampai di Dermaga Tlocor. Dari dermaga bisa naik perahu. Banyak nelayan yang menyewakan perahu. Biasanya untuk mancing seharian di pulau Sarinah.
Dari Dermaga Tlocor, wisatawan bisa menikmati suasana sungai yang sisi kanan dan kirinya dipenuhi pohon bakau dan sejenis api-api. Ombak yang tak seberapa besar membuat perahu cukup tenang. Jika air sedang surut, perjalanan naik perahu untuk bisa sampai ke Pulau Sarinah tak lebih dari setengah jam. Namun, jika air pasang waktu yang dibutuhkan cukup lama.
Bagi warga yang menyewakan perahu, selama ini mereka hanya melayani wisatawan yang akan mancing saja. Namun, seiring dikenalnya Pulau Sarinah itu, kini banyak wisatawan yang datang dan menyewa perahu sekedar berkunjung ke Pulau Sarinah. Untuk menyewa perahu pulang pergi (PP) Anda cukup merogoh kocek Rp150 sampai Rp200 ribu.
Para penyewa perahu ini mengaku, setelah diresmikannya akses jalan dari Porong menuju Tlocor serta dermaganya, harapannya semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Pulau Sarinah. Sebab, selama ini pengunjung biasanya datang setiap akhir pekan saja. "Biasanya Sabtu dan Minggu banyak pengunjung yang mancing dan menyewa perahu," ujar salah satu pemilik perahu yang disewakan.
Jika dikelola dengan baik, Pulau Sarinah akan menjadi salah satu tujuan wisata di Sidoarjo. Sebab, masyarakat akan penasaran seperti apa pulau yang terbuat dari lumpur. Apalagi, kalau di pulau itu diberi fasilitas tempat wisata alam. Tentunya akan lebih menarik wisatawan yang senang berpetualang.
Pantai Sarinah sampai saat ini masih diuruk lumpur yang menumpuk di muara sungai. Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS), sampai saat ini masih mengoperasikan satu unit kapal keruk yang mengeruk lumpur kemudian dimasukkan ke dalam pulau lumpur. Selain itu, untuk memperindah Pulau Sarinah pemerintah pusat beberapa waktu lalu juga menanam ribuan pohon mangrove.
Selain Pulau Sarinah, dikawasan pesisir muara Sungai Porong juga terdapat beberapa pulau yang bisa dikunjungi, seperti Pulau Pitu. Meski tidak ada penghuninya, namun dikawasan itu cukup menarik untuk dikunjungi.
0 komentar:
Posting Komentar