Jika ditanyakan pada generasi 90an ke atas, mitos Malin Kundang begitu melekat terkait dua frase “Anak Durhaka”. Seorang putra yang dikutuk ibunya menjadi batu karena tidak mengakui ibunya lagi setelah sukses pulang dari negeri rantau. Tapi cukup menakjubkan jika sisa-sisa kisah sarat nilai moral tersebut terekam nyata di sebuah pantai di daerah tempat kisah ini berlangsung, Sumatera Barat Indonesia.
Pantai Air Manis, namanya. Di tepi pantai inilah terdapat onggokan batu yang dipercaya sebagai wujud Malin Kundang dan seluruh perangkat kapalnya yang pastinya sudah menjadi batu. Batu Malin dalam posisi bersimpuh sedangkan perangkat kapalnya terserak di sekitarnya.
Setiap pengunjung yang datang ke Pantai Air Manis, kawasan batu Malin Kundang menjadi tempat pertama yang disambangi. Mereka berpose dan mengambil gambar terbaik di depan batu Malin Kundang.
Namun demikian, keindahan ombak yang bergulung-gulung namun tidak terlalu tinggi serta pemandangan Gunung Padang membuat Pantai Air Manis menjadi pelengkap kesan pesona Pantai Air Manis bagi masyarakat Sumatera Barat ataupun para wisatawan dari luar. Ombak yang bergulung-gulung di tepi pantai seolah-olah menjadi saksi bisu kisah Malin Kundang beratus tahun sebelumnya.
Menyusuri pantai merupakan pekerjaan yang menyenangkan sambil sesekali membiarkan kaki basah oleh ombak yang berkejar-kejaran. Berenang juga sepertinya menjadi kegiatan yang terdengar cukuup menarik untuk dilakukan di kawasan ini. Jadi, siapkan baju ganti jika ingin bertandang ke pantai ini.
Sekitar 500 meter dari lokasi batu Makin Kundang, pengunjung dapat memulai perjalanan ke Pulau Pisang Kecil di seberang pantai dengan berjalan kaki kurang dari 500 meter. Kedalaman air di antara Pantai Air Manis dan Pulau Pisang Kecil memang tidak terlalu dalam sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki, meski sebenarnya sejumlah masyrakat menyewakan perahu kecilnya juga untuk menyeberang.
Titik paling dalam hanya setinggi perut orang dewasa. Tapi, eits, hal ini hanya dapat dilakukan sebelum sore tiba. Sekitar pukul 16.00, air pantai biasanya mulai pasang. Oleh karena itu, pengunjung disarankan untuk kembali dari pulau seluas 1 hektar itu ke Pantai Air Manis sebelum sore hari.
Di Pulau Pisang Kecil, pengunjung bisa duduk di pondok-pondok yang terdapat di sana sambil menikmati pemandangan laut dan pantai. Jika memutuskan untuk menginap di Pulau Pisang Besar, pengunjung bisa menginap di rumah penduduk atau membawa peralatan tenda sendiri.
Selain itu, dari tepi Pantai Air Manis pula, pengunjung dapat berangkat ke Pulau Sikuai dengan waktu tempuh sekitar 2.5 jam untuk mencoba berbagai wisata air, seperti surfing dan diving. Pulau Sikuai terkenal dengan pasirnya yang putih.
Pantai Air Manis terletak 15 km dari pusat kota Padang, tepat di Kecamatan Teluk Kabung, Kabupaten Padang. Oleh karena itu menghabiskan waktu seharian di Pantai Air Manis dan kembali lagi ke Padang dalam waktu satu hari bukan hal yang mustahil.
Tapi, jangan lupa untuk membeli cendera mata berupa terumbu karang dan kerang dengan berbagai bentuk dan ukuran yang dibanderol dengan harga antara Rp 5.000-50.000. jika berminat mencari kaus dan baju berbau Sumatera Barat, pengunjung juga dapat membelinya di kios-kios di sekitar pantai. sumber: C. Damanik - kompas
Pantai Air Manis, namanya. Di tepi pantai inilah terdapat onggokan batu yang dipercaya sebagai wujud Malin Kundang dan seluruh perangkat kapalnya yang pastinya sudah menjadi batu. Batu Malin dalam posisi bersimpuh sedangkan perangkat kapalnya terserak di sekitarnya.
Setiap pengunjung yang datang ke Pantai Air Manis, kawasan batu Malin Kundang menjadi tempat pertama yang disambangi. Mereka berpose dan mengambil gambar terbaik di depan batu Malin Kundang.
Namun demikian, keindahan ombak yang bergulung-gulung namun tidak terlalu tinggi serta pemandangan Gunung Padang membuat Pantai Air Manis menjadi pelengkap kesan pesona Pantai Air Manis bagi masyarakat Sumatera Barat ataupun para wisatawan dari luar. Ombak yang bergulung-gulung di tepi pantai seolah-olah menjadi saksi bisu kisah Malin Kundang beratus tahun sebelumnya.
Menyusuri pantai merupakan pekerjaan yang menyenangkan sambil sesekali membiarkan kaki basah oleh ombak yang berkejar-kejaran. Berenang juga sepertinya menjadi kegiatan yang terdengar cukuup menarik untuk dilakukan di kawasan ini. Jadi, siapkan baju ganti jika ingin bertandang ke pantai ini.
Sekitar 500 meter dari lokasi batu Makin Kundang, pengunjung dapat memulai perjalanan ke Pulau Pisang Kecil di seberang pantai dengan berjalan kaki kurang dari 500 meter. Kedalaman air di antara Pantai Air Manis dan Pulau Pisang Kecil memang tidak terlalu dalam sehingga bisa ditempuh dengan berjalan kaki, meski sebenarnya sejumlah masyrakat menyewakan perahu kecilnya juga untuk menyeberang.
Titik paling dalam hanya setinggi perut orang dewasa. Tapi, eits, hal ini hanya dapat dilakukan sebelum sore tiba. Sekitar pukul 16.00, air pantai biasanya mulai pasang. Oleh karena itu, pengunjung disarankan untuk kembali dari pulau seluas 1 hektar itu ke Pantai Air Manis sebelum sore hari.
Di Pulau Pisang Kecil, pengunjung bisa duduk di pondok-pondok yang terdapat di sana sambil menikmati pemandangan laut dan pantai. Jika memutuskan untuk menginap di Pulau Pisang Besar, pengunjung bisa menginap di rumah penduduk atau membawa peralatan tenda sendiri.
Selain itu, dari tepi Pantai Air Manis pula, pengunjung dapat berangkat ke Pulau Sikuai dengan waktu tempuh sekitar 2.5 jam untuk mencoba berbagai wisata air, seperti surfing dan diving. Pulau Sikuai terkenal dengan pasirnya yang putih.
Pantai Air Manis terletak 15 km dari pusat kota Padang, tepat di Kecamatan Teluk Kabung, Kabupaten Padang. Oleh karena itu menghabiskan waktu seharian di Pantai Air Manis dan kembali lagi ke Padang dalam waktu satu hari bukan hal yang mustahil.
Tapi, jangan lupa untuk membeli cendera mata berupa terumbu karang dan kerang dengan berbagai bentuk dan ukuran yang dibanderol dengan harga antara Rp 5.000-50.000. jika berminat mencari kaus dan baju berbau Sumatera Barat, pengunjung juga dapat membelinya di kios-kios di sekitar pantai. sumber: C. Damanik - kompas
0 komentar:
Posting Komentar