RSS

Top Artikel Seliante's:

Cari Blog Ini

Kastil Kuno di Tepi Sungai Rhine Jerman

Mengunjungi Jerman, jangan lupa berwisata menyusuri Sungai Rhine. Lalu, perlukah sungai sepanjang 1.320 km yang membelah delapan negara Eropa Barat dan sebagian besar di wilayah Jerman itu kita susuri seluruhnya? Pilih rute yang terbaik dan mengesankan. Persis bila kita akan menyusuri fjord, keindahan terpadu antara sungai, danau, dan pegunungan di Norwegia, yaitu mengikuti petunjuk buku wisata setempat.

Begitu juga untuk menyusuri Sungai Rhine, bisa dilakukan jika Anda berada dl kota-kota besar Jerman seperti Koehln, Dusseldorf, Wiesbaden, Mannheim, Mainz, Koblenz, Karlsruhe, dan sebagainya. Kota-kota di Jerman bisa dicapal secara cepat dan tepat waktu dengan KA ICE (Inter City Express). Ditanggung nyaman, tetapi hati-hati banyak copet.

Kebetulan kami menginap di Frankfurt, dan ingin sekali melihat keindahan Lembah Lorelei, yang terkenal dengan legenda putri cantik di atas gunung. Pagi hari kami datangi Turis Beaureau di Haufbanhof, Stasiun KA Frankfurt, dan mendapat petunjuk untuk datang ke kantor biro perjalanan yang letaknya di depan stasiun.

Benar, di sana ada sebuah kantor kecil yang menawarkan sejumlah tur. Sesuai keinginan kami, dipilihkan Wiesbaden-Rhine Tour. Biaya tur 60 euro (sekitar Rp 600.000) seorang. Kebetulan sudah banyak peminat, sehingga kami langsung berangkat dengan bus.

Mainz-Koblenz
Dari Frankfurt menuju Wiesbaden, kota kasino, kami singgah sebentar untuk melihat-lihat kasino yang tentu masih sepi. Rombongan kemudian beranjak ke toko suvenir, sebelum meneruskan ke Kota Mainz, tempat kami menaiki kapal untuk berlayar di atas Sungai Rhine.

Di atas kapal, tepat siang hari waktu setempat, ada suguhan makan siang, dengan menu tunggal berupa sosis dan kentang omelet, plus air putih. Jika ingin minum alkohol, bayar sendiri, tidak termasuk biaya tur.

Sungal Rhine adalah sungai besar yang lingkungannya terjaga bersih. Berawal dari daerah Grisons di Pegunungan Alpen di Swiss, mengalir sepanjang 1.320 km membelah delapan negara, dari Swiss - Italia - Liechtenstein - Austria - Jerman - Perancis - Luksemburg - Belanda.

Sekitar 1.000 kilometer sendiri Sungai Rhine berada di wilayah Jerman. Melewati kota-kota besar, dari Basel, perbatasan Jerman dengan Perancis, Strasbourg di wilayah Swiss, kemudian mulai masuk ke wilayah Jerman dari Karisruhe, daerah industri baja Jerman.

Di daerah industri biasanya tingkat pencemaran tinggi. Namun, tak ada tanda-tanda ke arah itu. Kalau amdal tidak canggih, Kota Mannheim, Ludswighaven, Wiesbaden, Mainz, Koblenz, Bonn, Koehln, Duesseldorf, Neuss, Duisburg, semuanya di wilayah Jerman, kemudian masuk ke teritori Luksemburg, seperti Amhein, dan Kota Nymegen, Utrecht, dan Rotterdam di Belanda, akan tercemar hebat. Belum pernah terdengar protes-protes pencemaran lingkungan di sepanjang aliran sungai ini.

Belum termasuk kota-kota kecil yang menjadikan pinggiran sungal itu sebagai resor pariwisata, dilengkapi dengan hotel. Semua itu bisa kita lihat dari atas kapal.

Pemandangan berupa perpaduan antara bangunan kastil tua abad pertengahan, lembah pertanian dengan tanaman anggur, serta jalur KA dan lalu lintas jalan raya, di samping perbukitan. Pemandangan alam yang indah dan memesona.

Bukit Lorelai
Ketika sedang asyik menikmati pemandangan, sebuah pengumuman terdengar dari pengeras suara kapal. Sebentar lagi akan melewati cekungan Lorelai. Alur aliran sungai seperti berbelok "patah".

Daerah ini terkenal sebagai daerah perairan berbahaya di zaman dahulu. Bukan karena ada perompak, melainkan legenda Putri Lorelai, yang berada di atas bukit di pinggiran sungai, menampakkan diri.

Para nakhoda kapal tertarik untuk memandangnya, sampai lupa mengemudikan kapalnya. Akibatnya, kalau tidak terjadi tubrukan dengan kapal yang berlawanan arah, ada kapal yang nyelonong ke sungai yang banyak batu karang.

Legenda Lorelai ini sebenarnya karya penulis Jerman, Clemeous Bretano. Seperti halnya Hans Christian Andersen, penulis cerita anak dari Denmark, yang karya-karyanya menjadi legenda.

Ada patung Putri Lorelai di bukit tersebut. Ketika melewati tikungan ini, dari pengeras suara diperdengarkan lagu The Beautiful Nymph Lorelai, karya penyair Henrich Heine. Sesekali kapal mengeluarkan bunyi klakson, seperti mobil kalau mau melewati tikungan jalan.

Kastil Marksburg
Menyusuri Sungai Rhine memang idealnya dari Mainz menuju Bonn karena pemandangan kastii-kastil tua abad pertengahan di kanan-kiri sungai. Menurut petunjuk, ada sekitar 40 kastil.

Perjalanan kami hanya sampal di Koblenz saja. Kami bisa menyaksikan kastil Marksburg yang terletak di ketinggian bukit, juga kastil Gutenfelds yang dibangun di sebuah pulau di tengah-tengah Sungai Rhine. Kata orang, pemandangan itu sudah cukup, "bahwa Anda sudah melihat Jerman dari Sungai Rhine".

Kastil Marksburg dibangun tahun 1283 oleh Pangeran Eberhard II dari Kaztnelnbogen. Pernah dijadikan rumah sakit bagi prajurit yang terluka ketika perang Prusia-Austria 1866, juga dijadikan penjara. Kastil itu di tahun 1900 oleh Kaisar Prusia, Wilhelm II, diserahkan kepada Asosiasi Peninggalan Kastil Jerman, DBV, Deutsche Burgen Vereinigung.

Kastil ini rusak berat akibat PD II, direnovasi kembali sesuai dengan aslinya. Kini dijadikan markas besar DBV, lengkap dengan kepustakaan tentang kastil-kastil lainnya di Jerman. Bagi yang menggemari atau penikmat kastil-kastil tua, DBV mengeluarkan jurnal setahun tiga kali, Burgen & Schloessen.

Kastil Gutenfelds semula adalah pos pemungut cukai, didirikan abad ke-13 oleh keluarga Staufer. Pernah diperebutkan antara tentara Perancis di bawah Kaisar Napoleon Bonaparte, dan tentara Prusia di bawah Panglima Bluecher, yang sekaligus berhasil menghalau tentara Perancis keluar dari Jerman.

Kastil itu kini dijadikan hotel di tengah-tengah sungai. Asyik! Saking asyiknya, kapal sudah mendekatl Koblenz. Bus tur sudah menunggu untuk membawa kami pulang kembali ke Frankfurt. sumber: Senior

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...