RSS

Top Artikel Seliante's:

Cari Blog Ini

Penyakit Akibat Berjemur Matahari

Sabtu, 15 Januari 2011. Posted by: bangpun
 
Pada artikel kali ini saya coba masuk ke ranah kesehatan (saya bukan dokter loh, tapi untuk kebaikan bersama sepertinya berbicara masalah penyakit perlu juga untuk diketahui). Artikel kali ini masalah efek yang ditimbulkan oleh matahari. Mungkin isi artikel ini tidak sesuai dengan judulnya, tapi saya yakin ini dapat bermanfaat untuk kita. Di artikel ini saya akan menulis tentang penyakit mata yang dapat ditimbulkan oleh matahari.

Tulisan ini saya temukan dari artikelnya Fakultas Kedokteran Unhas, berikut ini merupakan 4 penyakit pada mata yang paling sering terjadi akibat pajanan sinar matahari yang temukan dari artikel tersebut :


Pinguekula dan Pterigium
Penyakit yang pertama akibat pajanan matahari yaitu Pinguekula. Pinguekula merupakan tonjolan submukosa konjungtiva yang timbul akibat kerusakan oleh sinar matahari (actinic damage), kedua lesi ini terjadi di daerah konjungtiva yang terpajan sinar matahari (misalnya fisura interpalpebra). Pterigium merupakan pertumbuhan mukosa konjungtiva dan jaringan ikat fibrovaskular yang berasal dari dalam limbus dan bermigrasi ke kornea.

Pterigium biasanya tidak mengganggu penglihatan, tindakan reseksi dilakukan atas indikasi iritasi atau alasan kosmetik; namun, dapat terjadi keganasan yang bersifat occult. Pinguekula tidak menginvasi kornea kendati dapat mengganggu penyebaran selaput tipis air mata dan mengakibatkan dehidrasi setempat dengan terbentuknya lekukan pada permukaan kornea (dellen), keadaan ini dapat meradang akibat respon granulomatosa terhadap jaringan kolagen yang rusak oleh sinar matahari.

Karsinoma sel skuamosa.
Neoplasma cenderung terjadi pada limbus dan keadaan ini agaknya berhubungan dengan pajanan sinar matahari. Karsinoma sel skuamosa memiliki korelasi dengan human papillomavirus tipe 16 dan 18; neoplasma ini cenderung mengikuti perjalanan penyakit yang indolen. Pada hakikatnya, karsinoma mukoepidermoid merupakan tumor yang lebih agresif.

Nevus konjungtiva
Tumor yang sering dijumpai dan secara khas bersifat jinak; tumor ini jarang menyerang kornea atau muncul pada forniks. Inflamasi kronik dengan sel-sel eosinofil dapat terjadi pada usia remaja (inflamed juvenile nevus).

Melanoma konjungtiva
Ini jenis tumor yang kedua, melanoma konjungtiva terjadi secara unilateral dan secara khas mengenai orang dengan kulit yang cerah dan berusia pertengahan. Sebagian besar tumor ini timbul melalui fase intraepitel yang disebut melanosis ahuisita primer dengan atipia.

Keadaan ini secara kasar dapat dianalogikan dengan melanoma in situ. Melanoma konjungtiva akan terjadi pada 50% hingga 90% lesi ini dan pertama-tama bermetastasis ke dalam kelenjar parotis atau kelenjar getah bening submandibularis dengan angka mortalitas sebesar 25%. Penanganan yang terbaik adalah melakukan ekstirpasi lesi prekursor.

Oke terimakasih anda masih setia dengan artikel-artikel di seliante’s blog, yang penting bisa memberi manfaat untuk anda saja merupakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk saya. Mekhizzin (Alas language) alias thanks!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...